Laporan Reporter Tribun Jogja Kurniatul Hidayah
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Mantan Pengurus Forum Anak Kota Yogyakarta, Dyah Ayu menyampaikan bahwa kampung ramah anak tidak semuanya eksis.
Beberapa di antaranya justru mati suri yang disebabkan beberapa kendala mulai dari tidak adanya pembiayaan hingga dari partisipasi anak-anak untuk menghidupkan kampung ramah anak.
"Sudah disiapkan makanan serta fasilitas yang lain, ternyata anak-anak tidak ada yang datang karena mereka sibuk. Sekarang sekolahnya full day. Bisa datang hanya sabtu minggu," tuturnya, Rabu (13/2/2019).
Sementara itu, ada juga kampung ramah anak yang berhasil bertahan hingga saat ini.
Kuncinya mereka menggandeng beberapa pihak, baik internal maupun ekternal terutama untuk membantu pembiayaan yang dibutuhkan ketika menghelar kegiatan.
"Misalkan di Pakuncen itu ibu-ibunya menjual kue. Setengah dari hasil penjualan kue disumbangkan untuk kegiatan anak-anak. Ini yang membuat mereka jadi juara dan juga masih terus jalan hingga saat ini," tandasnya.
Baca: Puluhan Baliho Dilan dan Milea Dipasang di Jalan-jalan Kota Bandung
Dyah menjelaskan, keberadaan kampung ramah anak sangatlah penting.
Melalui kampung ramah anak, aspirasi mereka didengarkan pejabat setempat dalam hal ini RW, Lurah, Camat, hingga ke Pemkot.
"Ada catatan juga dari Kementerian terkait pemaaangan WiFi gratis yang marak di Yogya. Belum ada pengawasannya, orang tua juga tidak menjangkau karena pemasangannya di area umum. Semoga ini bisa jadi pertimbangan dan masukan yang baik ke depannya," tandasnya.
http://bit.ly/2GoQ00S
February 13, 2019 at 11:48PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kampung Ramah Anak di Kota Yogyakarta Mati Suri, Ini Pemicunya"
Post a Comment