Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sejumlah perkampungan di Desa Rancaekek Wetan dan Kulon di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung akan terkena dampak reaktivasi jalur kereta Rancaekek - Tanjungsari.
Kasi Pembangunan dan Prasarana Umum Kecamatan Rancaekek Susanto Sudarsono menerangkan, pihaknya sempat diundang rapat oleh inas Perhubungan Pemprov Jabar pada pekan lalu.
Rapat tersebut membahas sosialisasi dan pengadaan tanah untuk reaktivasi jalur kereta Rancaekek - Tanjungsari.
"Tapi waktu itu belum sampai membahas sosialisasi pengadaan lahan karena ada pemangku kepentingan yang tidak hadir," ujar Susanto di kantornya, Jumat (2/8/2019).
Ia menerangkan, jalur kereta itu akan melintasi dua desa. Jalur tersebut sempat berfungsi. Namun, 70 tahun yang lalu, jalur itu sudah ditutup.
Pantauan Tribun di Desa Rancaekek Kulon dan Wetan, nyaris tak ada jalur rel kereta yang tersisa. Semuanya sudah dipenuhi pemukiman penduduk.
"Jalur Rancaekek - Tanjungsari kalau di kami mah hanya melintasi dua desa saja, selebihnya kebanyakan Sumedang via Jatinangor-Tanjungsari. Tapi yang pasti itu masih lama," ujar Susanto.
Ia menerangkan, jalur kereta api itu selain melintasi dua desa, juga akan melintasi Jalan Nasional Bandung-Garut hingga tembus ke Kecamatan Jatinangor.
Jembatan kereta api terkenal yang dibangun Belanda di Jatinangor, dimungkinkan akan dibuka kembali.
"Iya, nanti lewat jalur jalan nasional. Tapi kemungkinan masih lama karena belum sampai ke pembahasan pengadaan lahan," ujarnya.
Di situs LPSE Kementerian Perhubungan, Balai Teknik Perkeretaapian Jabar sudah menyusun UKL dan UPL.
Sedangkan di situs LPSE Dishub Provinsi Jabar, mereka sudah melelangkan penyusunan detail engineering design (DED) untuk pembangunan jalur kereta api Tanjungsari - Kertajati dengan pagu Rp 3 miliar. (men)
https://ift.tt/2MA0E7p
August 03, 2019 at 07:12AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dua Desa di Kabupaten Bandung Bakal Terdampak Reaktivasi Kereta Api Rancaekek - Tanjungsari"
Post a Comment