Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri harus sangat waspada terhadap pergerakan teroris setelah kejadian bom bunuh diri di Sibolga, Sumatera Utara, Selasa (12/3/2019) hingga Rabu (13/3/2019) dini hari.
Apalagi jelang pemilihan Presiden (Pilpres) yang tinggal 33 hari kedepan.
"Karena tidak menutup kemungkinan daerah lain juga ada jaringan baru dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD)," ujar pengamat Terorisme Universitas Indonesia (UI) Ridlwan Habib kepada Tribunnews.com, Rabu (13/3/2019).
Ditambah lagi menurut Ridlwan Habib, jika melihat aksi meledakkan diri istri terduga teroris Husain alias Abu Hamzah, yang meledakkan diri bersama sang anak, dalam kamar kediamannya di Sibolga, Sumatera Utara, Rabu (13/3/2019).
Baca: Presiden Jokowi Menerima Menlu Thailand di Istana Merdeka
Aksi Mak Abu, nama panggilan istri terduga teroris Abu Hamzah bisa memacu kelompok-kelompok radikalisme di Indonesia, khususnya laki-laki.
"Artinya hal itu memacu bagi laki-laki untuk bermain, berjihad," jelas alumni S2 Kajian Intelijen UI ini.
Dia menjelaskan, kejadian bom bunuh diri ini mengingatkan akan adanya paham ISIS terkait Khawarij yang paham akrabnya melibatkan perempuan dan anak-anak dalam sejarahnya.
Sejarah perempuan Khawarij, imbuh dia, adalah sejarah jahat paham ISIS karena melibatkan perempuan dan anak-anak, rumah ibadah, orang tua, fasilitas umum yang harus dijaga tetapi mereka hancurkan.
Lebih jauh ia menjelaskan, kejadian di Sibolga dan Surabaya adalah trend yang memacu, pemahaman baru bahwa laki-laki dan perempuan bukan halangan.
https://ift.tt/2HvyW9o
March 14, 2019 at 12:18AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Peneliti: Polri Harus Waspada Jelang Pilpres yang Tinggal Sebulan"
Post a Comment